Rabu, 08 Maret 2023

MEMURNIKAN RINDU

Rindu ini jangan kau jemput
Karena sudah dialokasikan untuk langit
Meski takkan pernah hilang untukmu
Tapi akan selalu berusaha dimurnikan
Untuk Dia yang agung
Yang bahkan belum mengenal
Tapi sudah mencintai sangat tulus
Yang bahkan menjelang ajalnya
Dia berbisik penuh kasih
"Ummati... Ummati... Ummati..." 

Terimakasih sudah mengantarkan ku
Menyusuri jalan ini
Jangan tetap tinggal
Aku menunggu di jalan yang sama
Membawa cinta dan rindu
Yang sudah melalui gerbang pembakaran
Meski nanti tak bisa bergandeng tangan
Setidaknya bisa beriringan
Mengusap lelah dengan tatapan

Kamis, 30 April 2020

MENEGAKKAN RASA SYUKUR DARI HAMPARAN PADI YANG ROBOH

Angin kencang disertai hujan merobohkan padi-padi di ladang kami. Memporak-porandakan  harapan-harapan kami. Kami menangis dalam derai hujan hingga tak nyata lagi air mata. Dalam gema teriakan di hati kecil kami terselip doa-doa semoga yang tersisa tetap membuat kami bisa bersyukur. Karena syukur akan mencukupkan apa yang terasa kurang. 

Bukankah masih banyak orang lain yang bahkan tidak pernah bisa berharap tentang memanen padi karena tak punya ladang. Masih banyak orang yang kekurangan bahkan tak pernah tahu kapan mendapatkan tambahan dan kecukupan. Melihat kanan kiri diantara teman dan tetangga lalu mendapati kehidupan kami sesungguhnya masih lebih baik, jadi tak ada alasan untuk tidak bersyukur.

Hasil panen yang hanya separuh dari hasil tahun lalu janganlah disebut gagal. Meski jika terus menghitung-hitung rasanya akan terus tersedak dan tercekik. Rubah saja sudut pandang bahwa kita pernah merasakan hasil panen yang melimpah, kali ini hanya diberi separuh agar bisa lebih mensyukuri hasil tahun lalu, insyaallah lebih berkah dan mencukupi.

Percaya saja pada Sang Pengatur rejeki, semoga akan ada rejeki dari arah yang lain, dari pintu yang lain, aamiin.

Jumat, 10 Januari 2020

MIE AYAM KEMBAR

Mie ayamnya enaakk..horeee๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘ Tadinya sempat ragu mau nyobain soalnya setiap liat tempat ini selalu sepi. Tapi karena antrian beli martabak Bangka disebelahnya ramai jadi isenglah nyobain sembari menunggu pesanan martabak selesai.

Alhamdulillah cocok di lidah citarasanya. Rempahnya terasa tapi tetap ringan. Mie-nya kenyal dan enak. Yang mantap sambelnya, pakai cabe rawit tumbuk manual. Kan sekarang sudah jarang orang jualan pake cabe rawit hijau. Terus pada cari gampang maen blender. Rasanya kan jadi beda.

Untuk harga masih terjangkau banget. 10K/porsi. Selain mie ayam tersedia juga mie goreng, mie rebus dan nasi uduk.

Alamatnya di Jl. DAMRI di samping Martabak Mandiri. Tempatnya bersih dan nyaman, parkiran motor ada. Eh Iya, ternyata penjualnya kembar, itulah sebabnya mereka pakai nama Mie ayam kembar. Kirain mie ayamnya yang kembar atau mereka pakai ayam kembar..hahahhh

Rabu, 08 Januari 2020

NGACA SEBELUM NGATA

Ada jumpa teman lama. Banyak berkisah ini-itu akhirnya terjebak ghibah.   Dia bilang si A tuh dulu tampan dan gagah tapi sekarang tampak tua dan lusuh. Ada juga si B dulu bersih, putih dan menarik sekarang jadi hitam. Ada satu lagi yang dia bilang, si C dulu besar tinggi sekarang kurus dan keriput. 

Aduh, kalau sudah main fisik begitu aku jadi takut pula. Jangan-jangan kelak di belakangku, aku  pun akan dikatakannya, dia nilai beda dari dulu, dulu muda sekarang sudah tua. Haduh, macam mana ini mak. Tentu laaah. Masa setelah lebih dari dua puluh tahun berlalu kondisi fisik mau tetap sama. Ada rasa nak tertawa takut dia tersinggung. Mau bilang kalau dia pun sekarang lebih kurus dari dulu, lebih layu dan lusuh rasanya tak sampai hati. Mau menegur jangan ngata-ngatai orang dak enak, jadi banyak diam ajalah sembari senyum-senyum masam berharap pembicaraan tak panjang. Dia pun bukan lagi anak-anak, orang pintar pula. Tapi sempat gemas juga tadi pingin kali rasanya beri dia cermin, biar dia mengaca dulu sebelum mengatai orang.

Banyak istighfar ajalah jangan ikut-ikutan ghibah. Lah terus sekarang aku tuliskan jadi ghibah ndak ini? Mudah-mudahan Ndak lah, kan tak sebut nama. Ini cuma contoh untuk mengingatkan diri aja. Kadang sulit menghindar dari ghibah, sangat sulit. Tapi tetaplah berusaha menghindarinya. Berusahalah dengan keras.

Rabu, 01 Januari 2020

MENGELOLA RINDU

Merindu memang berat. Membuat tidur tak nyenyak makan pun hilang selera. Beraktivitas tak fokus, dia saja yang terkenang. Bicara melantur tawa pun hambar. Menunggu jadi menyesakkan. Bersabar membuat hati berdebar. Berusaha berpikir bijak tapi dada serasa dijejak. Apalagi jika rindu tak berbalas, serasa hati menjadi mati.

Minggu, 29 Desember 2019