Selasa, 28 Agustus 2012

UPHILL & DOWNHILL GIRIMAYA & BUKIT PAUH

Akhirnya aku ga tahan untuk ga cerita sama kalian betapa berat medan yang harus ku tempuh kemarin, 25-08-12 d bukit eks Garuda Trip Itu.

Inget ya..beratnya menurut biker  yang baru pertama kali turun lapangan...
narsis bareng d bukit girimaya bersama personil PCC
Ollaa..laaaa...track Garuda yang biasa aja kalo ditulis di Koran itu brooo...ternyata bagi pemula track uphill n downhill cycler mtb alias pemula pesepeda gunung trnyata track mematikan. Artinya, kalo kamu masih pemula di area sepeda gunung, jangan remehin track ini yahh.

Aduh gila, sumpeh deh,....ini beneran track yang ga bisa dianggap sepele. Kalo kamu beneran pengen latihan jadi biker MTB eh MTB biker...ehh..ahh... (bodo ahh..terserah kbalik jugak...) ga rugi dah ikud track inih. Asli!! Sumprit deh, track ini bagus bannngggeeeddddd.....

Sesungguhnya...track ini di buat untuk acara penanda-tanganan MOU Garuda Indonesia dengan Pemkab Bateng berkenaaan dengan perpisahan Pinca Garuda Air dengan Pemkab Bangka Tengah beberapa bulan lalu. Tapi oleh beberapa komunitas cycler di daur ulang. Dengan rute yang sama tapi oleh dua bahkan tiga komunitas berbeda. Olla..laaaa...hasilnya memang ruar biasa. Apalagi bagi saya yang saat itu tidak ikut track yang sudah ditentukan.

Trail di mula dari Polygon store di Pangkalan Baru. Jalan ke arah Novotel belok kiri masuk melewati pabrik Sosro terus mengarah ke lapangan Golf Girimaya. Naik tanjakan Girimaya yang aduhai itu aku lupa oper gigi. Aduh mak, terpaksa turun di tengah jalan! Huh! Sungguh memalukan! Apa boleh buat deh. Tanpa babibu lagi langsung lanjut ngelalap turunan curam. Huh, mereka gak pake ngerem...anjrit! Langsung belok kiri dengan tajam ke jalan setapak lalu belok kanan menanjak... Aduh emak..beneran nanjak bukit. Ya ngedorong sih, bisa dimaklumi, yang laen juga maen dorong. Tapi aduh gila, tajam sekali tanjakannya. Ngos-ngosan saya. Sampai di puncak ternyata sudah ada pesepeda dari PCC, Pangkalpinang Cycling Club. Ngobrol sebentar, photo-photo dengan background lapangan golf Girimaya yang hijau. Ehh, ternyata dibelakang ku masih ada satu biker lagi yang ketinggalan dan terpucat-pucat..hihi..ternyata ada juga temen ku. All right now, perjalanan dilanjut, ini baru awal, katanya..hah??

Dihadapan ku terbentanglah turunan yang cukup curam, yang dijalani dengan kaki aja rada sulit karena licin dan berdebu. Ini kudu dI lewati pake sepeda, waw...ngeri. Tapi apa boleh buat, gak mungkin nyerahkan??? Ya hajar deh...jalan terus sampai titik darah penghabisan. Prinsipnya, klo yang laen bisa lewat berarti kita juga bisa. Hayuuhh...akhirnya dengan terbata-bata..hahahaakk..bermodalkan sepeda butut dan tenaga pas-pasan pokoknya track ini harus dituntaskan.

Yang menyebalkan sadel pake kendor lagi. Uuuh..untung yang laen sedang berhenti untuk minum. Jadi aku laporan ke yang lain dan mereka dengan sigap membantu mengencangkan sadelku. Perjalanan pun dilanjutkan. Belum berapa jauh masuk ke jalan setapak kami sudah disuguhi lagi dengan tanjakan-tanjakan dan turunan. Aduh, gila...aku bener-bener ngikutin orang-orang gila bersepeda. Mereka melesat d jalan2 sempit, berkerikil tajam, berpasir, naik turun tanpa pakai rem. Sementara aku selalu ragu-ragu dan selalu siaga rem depan belakang. Salah seorang peserta, ternyata Pak Kapolsek, jatuh di jembatan, ban sepedanya terselip sedang saat itu kecepatannya sangat tinggi. Iring2an terhenti sementara. Untungnya sih nggak apa2 cuma lecet2.

Aku sempat kehilangan arah gara-gara ketinggalan..hehe. Nyasar-nyasar dikit kayak kena check back gitu karena salah mengartikan tanda. Tapi dengan membaca bekas-bekas ban sepeda yang tertinggal dan bantuan info dari penduduk akhirnya ketemu juga.

Haduuuh...track ini bener-bener panjang. Tapi sudah tidak terlalu banyak tanjakan sih. Akhirnya kami keluar juga di area perumahan Bukit Kejora. Oh, syukurlaahh... Minum-minum sebentar lalu menyusuri aspal ke tempat start semula. Uhhhh.... Sampai di Polygon Store aku habis diledekin. Disuruh ganti sepeda atau berlatih lebih keras lagi...hahaha..semua rada berat tuh. Tapi bisa sih..pelan-pelan yaaa... Setelah makan nasi uduk dan cuci mata di Polygon Store kami loading sepeda dan pulang. Udah lupa deh kapoknya sama track tadi, perpisahan ditutup dengan pertanyaan "kapan lagi ya kita ngetrack??" hehe..dasarrr..

Kamis, 02 Agustus 2012

MENGINTIP TRANSAKSI MALAM

masih segar

sotong
Malam mulai merambat kelam. Kesunyian menyeruak. Tapi berbeda di tempat yang satu ini, ketika malam kian larut tempat pelelangan ikan desa Kurau ini malah semakin ramai. Aktifitas bongkar muatan kapal pencari ikan sudah di mulai sejak jam 20.00. Para pembeli yang rata-rata pedagang ikan dari berbagai desa sudah mulai berdatangan. Ada yang berkendaraan motor atau pun pick up sudah pasti membawa box pendingin. Kalau tidak bawa box berarti cuma pembeli rumahan untuk konsumsi sendiri.
hiruk pikuk

ketika transaksi dimulai

Sampai jam 21.30 keadaan makin ramai. Ikan-ikan sudah mulai digelar ditengah keremangan. Gelap? Iya. Itu artinya penjualan belum dimulai. Jadi jangan coba-coba tanya harga apalagi tawar-menawar kalau nggak mau dipelototin..hehe. Tunggu sampai jam 22.00 tepat. Jadi sambil nunggu mendingan liat-liat nelayan yang sedang bongkar muatan atau memilah-milah hasil tangkapan mereka. Brrr..kebayang dinginnya tangan mereka mencomoti ikan-ikan itu dari peti es. Nelayan2 ini biasanya pergi melaut selama 3-4 hari. Tinggal di dalam perahu yang kecil dan sempit dipenuhi box-box pendingin.

Kurau adalah sebuah perkampungan nelayan di kabupaten Bangka Tengah. Selain terkenal dengan tempat pelelangan ikan-nya yang paling ramai dibanding tempat lain, desa ini juga terkenal sebagai pintu masuk tempat wisata pulau Ketawai. Setiap kali melakukan perjalanan Pangkalpinang - Toboali kalian akan melewati sebuah jembatan dengan view parkiran kapal penangkap ikan atau perahu nelayan disepanjang sungai, nah, itulah Kurau.

Sedang asyik memperhatikan hiu seberat kira-kira 80kg dan sepanjang tubuh manusia dewasa tiba-tiba ada yang teriak : satu..dua..tigaaa...byarrr...listrik menyala terang benderang. Wuiiih..trnyata transaksi sudah boleh dimulai. Tapi beda sekali dengan yang ku bayangkan semula. Tadinya kupikir benar-benar akan ada pelelangan, tawar menawar seru seperti yang pernah kusaksikan di Kota Agung, Lampung. Ternyata sistemnya siapa setuju bayar dan angkat. Penjual memberi harga pas. Wah, malah gak ada tawar menawar donk. Ikannya sih beraneka ragam dan berbagai ukuran. Begitu juga harganya. Karena sudah bulan terang harga jadi agak mahal. Dan katanya sih sekarang ini ikan sedang sedikit. Biasanya lebih banyak lagi dan agak murah. Bukannya ikutan sibuk beli ikan aku malah bingung sendiri keliling-keliling liat beraneka ikan yang dipajang. Ramai sekali. Ini namanya pasar ikan. Pasar tengah malam. Transaksi gelap. Beginilah fenomena hidup nelayan dan pedagang ikan. Disaat orang lain lelap tertidur dirumah, mereka sibuk bergelut dengan amisnya bau ikan. Jadi beginilah perjalanan sang ikan untuk sampai di pasar besok pagi.

Dengan ikan Talang seberat 3kg kami pulang untuk kemudian bakar-bakar ikan didepan rumah. Hhmmm...seru.