Selasa, 29 April 2014

PELATUK SUDAH DITARIK DAN PELURU SUDAH MELESAT

Sepanjang kita masih terus begini
Takkan pernah ada damai bersenandung
Kemesraan antara kita berdua
Sesungguhnya keterpaksaan saja

Senyum dan tawa hanya sekedar saja
Sebagai pelengkap sempurnanya sandiwara
Berawal dari manisnya kasih sayang
Terlanjur kita hanyut dan terbuai

Kucoba bertahan mendampingi dirimu
Walau kadangkala tak seiring jalan
Kucari dan selalu kucari jalan terbaik
Agar tiada penyesalan dan air mata

Agar tiada penyesalan dan air mata

********

Betul, itu lyric lagu Panbers atau juga Pance Pondaag. Tapi itu juga saat ini situasi yang terjadi dalam hidupku.

Dan kuputuskan untuk mengahirinya. Dengan Bismillah kubulatkan hati untuk mengatakannya. Sebening embun pagi, setenang riak danau dan selembut desir angin kuucapkan permintaan yang sudah beribu kali kupikir dan kutimbang. Hanya dua kata dan itu akan merubah banyak hal. Pelatuk sudah ditarik, peluru sudah melesat. Tak bisa kuurungkan lagi.



27042014


Powered by Telkomsel BlackBerry®

MENAMBAL PERAHU RETAK SERIBU

Perahu itu seharusnya sudah karam. Karena badai yang menghempas terlalu keras menghantamkannya ke dinding karang, dan karena sang nahkoda yang terlena oleh buaian desau angin dan indahnya kepak camar yang palsu.

Samudera ini seharusnya telah tenang dan damai. Jika saja sang nahkoda tak terlalu banyak menanam angin hingga menuai badai. Perahu kecil dengan kelasi bermata bening ini hanya butuh kayuhan yang pasti.

Jangan bilang aku terlalu cepat menyerah. Jangan bilang aku terlalu emosional dan cengeng. Aku sudah berusaha keras untuk bertahan. Menata perahu yang sudah pernah hancur. Mengorbankan hati dan harga diri demi memberikan sebuah naungan bagi kelasi mungil kita. Karena perahu ini bukan hanya milik kita. Tapi juga milik para kelasi. Mereka berhak memiliki sebuah perahu yang utuh. Yang ditiangi dan diatapi oleh kebersamaan.

Ketika perahu itu retak seribu masih bisakah kita kayuh meski harus menambalnya disana sini? Tidakkah sia-sia menambalnya ketika setia, jujur dan percaya tak bisa Lªĝί merekatkannya.




Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 27 April 2014

DIMANA aku HINGGA MeLEWATKaN mu BEGITU SANGAT

Saat aku merasa kehilanganmu, ku buka rangkaian kisah di dindingmu. Mengenang saat2 manis dan pahit. Menertawai gurauan2 kita. Mencemburui keindahan antara kau dan mereka. Mengabaikan rasamu kehilanganku dan betapa kau merinduiku. Aku terhenyak.

Itu sudah lama. Dimana aku saat itu? Saat kau menginginkanku? Saat kau merasa terabaikan dan merasa cintamu tak berbalas. Dimana hatiku saat kau berharap indah diantara kita?

Aku tergugu. Saat itu aku sedang sibuk dengan duniaku yang tak sama denganmu. Tenggelam di balik layar yang tak semua orang bisa meniliknya. Saat itu aku sedang tertawa lepas dalam kayuhan pedal riang bersama teman dan melupakan mu. Sementara kau merinduiku setengah mati aku hanya mentertawai kerinduanmu.

Saat itu aku baru kehilangan dan sibuk mengejarnya kembali. Aku mengabaikanmu hanya untuk mengharap orang yang tak pantas untuk kuharapkan kembali. Aku berpaling ke jurang yang dalam sementara kau menawarkan lembah hijau nan sejuk.

Dimana aku hingga melewatkanmu begitu sangat. Alangkah sia2nya.





Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 23 April 2014

BERI WAKTU Ku

Aku sudah biasa kehilangan,,,aku terbiasa ditinggalkan. Selalu saja aku terluka. Tapi selalu saja aku sembuh lagi. Aku tidak takut terjatuh,,,walau itu tentu saja sangat sakit. Aku percaya aku selalu bisa bangkit lagi walau butuh waktu lama.

Aku terbiasa ditinggal sendiri. Walau aku selalu takut sendirian. Ditinggal tanpa pesan tanpa alasan selalu membuatku gila. Tapi akan bisa kuatasi seiring waktu.

Jangan menyerangku dengan rasa bersalah. Karena aku memang bukan dewa bukan malaikat. Beri aku alasan maka aku akan mengerti. Tapi jika pun tidak,,,aku akan tetap bisa beradaptasi. Waktu akan menyembuhkan luka. Dan tak pernah ingkari itu.




Powered by Telkomsel BlackBerry®