Minggu, 18 Mei 2014

KANGEN

Aku rindu menyeruak gelap bersama mu. Membelah embun pagi di jalanan beraspal yang masih lelap menikmati sisa-sisa malam. Sementara jiwa-jiwa masih terlena di buaian mimpi kita bersicepat bersama angin menuju matahari.

Memacu mu dengan gairah merah jambu yang meletup dari sisi kekanak-kanakan ku. Menggoreskan kisah yang akan terpatri dalam sejarah panjang untaian roda-roda yang berputar. Sudah berapa lama kita rajut kenangan indah itu? Sudah berapa kisah yang kita ukir dalam setiap petualangan kita? Sudah berapa kilometer yang kita tempuh bermandi keringat? Sampai ketika kau mulai lelah dan aus sementara aku semakin jauh melampaui batas kesanggupan mu.

Bukan maksudku mencampakkan mu begitu saja setelah hadir dia yang lain. Maafkan aku. Tentu saja aku menyesal telah menyingkirkan mu yang sedari awal sudah membangunkan benteng kukuh di kaki ku. Tapi sesalku sedikit terobati melihatmu berdiri angkuh disana. Tampan dan sederhana. Dengan sedikit polesan yang membuatmu kembali cemerlang. Inginku menaikkan mu di tahta yang pantas. Tapi bukankah lebih baik bagimu jika kau bisa memberikan manfaat di sisa-sisa kejayaan mu.

Ketika sadelmu tak mampu lagi menopangku, ketika pedalmu tak mampu lagi mengimbangi kayuhanku, kau sendirian menatapku melaju menembus jarak di lidah jalanan berbatu. Sungguh, sebenarnya sesekali aku merindui mu, Boti.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Senin, 12 Mei 2014

PAKET LENGKAP BIN KOMPLIT

Lagi asyik2 nonton drama korea kesukaan tiba2 dapet perintah ke Pangkalpinang. Yaudah, mumpung cuaca bagus, berangkat deh. Tapi ampiun dah panasnya. Gosong makcuy muke ane.

Sampai TKP ternyata belum tiba itu barang yang kudu diambil. Yahh,,salah sendiri, makanya telpon duluuu. Akhirnya masang lensa kacamata ekke aja deh. Tapi ih, itu Optiknya tutup. Untung Ako pemilik tokonya yang kebetulan tinggal disitu jugak mau melayani n nerima orderan. Itu juga gag selesai hari ini, nunggu 4 hari lagih. Sementara di Optik ini hp ku dah krang kring krang kring di telpon hasher nanyain dimana lokasi hash hari ini. Ih, ribet deh.

Sambil nunggu temen yang lagi ke Sungailiat akuh nunggu di BTC deh, nongkrong di KFC, ngadem,,hehee. Sembari nyebar info lari hash nanti sore. Disitu ketemu rekan nge-track hari ini. Wah, kami kuatir nggak punya waktu untuk bikin track. Tapi jadi lupa waktu cuci mata n shopping. Alhasil, waktu berlalu tanpa terasa sudah jam 13:30.

Temen yang ditunggu untunglah sudah tiba di Pangkalpinang. Katanya dah di depan BTC. Aku di KFC kataku. Yaudah katanya dia aja yang samperin aku. Tunggu punya tunggu koq gag dateng2. Pas ku telpon eh ternyata dia nyariin ke KFC Ramayana, padahal aku di KFC BTC. Hadeeeh,,,aku nunggu makan bareng eh dia malah duluan makan disono. Ilang deh selera makan. Mending langsung cabut aja pulang.

Sampai Pangkalan Baru tiba2 hujan turun dengan derasnya. Alamaaak,,,sumprit ini hati jadi kebat kebit. Sudah hampir jam 3 broh. Mau jam berapa nyampe koba. Sementara sign paper buat track sudah harus sebar sebelum jam 4. Telpon team pengganti tapi ternyata semua nolak dengan beribu alasan klise. Huh. Alhasil begitu hujan agak reda ngableng deh kayak setan. Pokoknya kudu nyampe koba dalam 1 jam.

Syukurlah jam 4 nyampe rumah. Narok barang, ambil kaos team, langsung cabut ke lokasi hash. Terpaksa pakai track lama. Karena gag ada waktu lagi untuk setting yang baru. Track lama cuma dirubah arah aja. Tapi tetep aja pangling sama lokasinya. Jadi sempat nyasar juga ke semak belukar. Mana jalannya berpasir, jadi agak susah ngendaliin motor kalo tangan satu, tangan satunya nghamburin paper sign. Sempat jatuh gara2 tergelincir di lumpur pasir. O my God,,,sedihnyeee.

Untunglah masang paper sign selesai dalam waktu setengah jam. Di tempat start para pelari mulai berdatangan. Tapi cuma beberapa gelintir. Sepi. Rasanya pengen batalin aja lari sore ini kalo bukan karena kedatangan pelari tamu ϑӛЯЇ Bank BNI dan MANDIRI. Di awal sudah ku pesani mereka supaya jangan banyak jalan. Usahakan terus lari karena track ini cukup panjang. On-on!

Nah, loh, sudah 45 menit belum ada yang nongol. Rupanya pake nyasar jugak. Hahaaay. Padahal paper sign-nya tiap 10m ada. Akibatnya pas adzan maghrib berkumandang aku masih di lapangan nunggu pelari terakhir. Begitu mereka sampai abis deh akuh diomelin. Jauh bingiiiiit katanya. Hehee,,,rasaaiin.

Sebagai tracker aku harus pulang paling akhir untuk mastiin gag ada pelari yang tertinggal. Nahhh,,,kebagian kehujanan dehhh. Duh,,,cedihnyaa. Sampe rumah basah kuyup, mana mati lampu. Udah gitu kena marah pulak sama husband yang nungguin mau pake motor. Ulalllaaaa,,,lengkap bin komplit lah penderitaanku hari inih.... Jadi lapaaaaarrr...


Relate status :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10204157932808763&id=1239467314&ref=m_upload_pic&_rdr



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Minggu, 11 Mei 2014

JANGAN MENANGIS LAGI, SIR

Dulu kau yang bilang padaku, ikhlas, sabar dan jangan menangis. Saat ini aku yang ingin bilang padamu, ikhlas, sabar dan jangan menangis lagi. Pedih hatiku melihatmu kesulitan mengusap air mata yang memaksa menyeruak ϑӛЯЇ kelopak matamu yang sipit dan semakin menyipit.

Aku tau yang kau rasa saat ini, bukan sok tau, tapi benar-benar tau karena aku pernah merasainya. Aku tau betapa sulitnya menahan tangis. Dan aku tau sakitnya kehilangan orang tercinta. Jika bisa aku ingin menggenggam erat tanganmu dan mengalirkan semangat di dadamu. Mengusap air matamu dan menemanimu meniti kesedihan ini.

Tapi apa daya tangan tak sampai. Bahkan berkata-kata pun hanya lewat tatapan mata. Terselip diantara para kerabat dan handai taulan, ku ingin kau tau aku ada dan turut berbela sungkawa.



Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rabu, 07 Mei 2014

SAYAP-SAYAP PATAH

Aku ingin terbang melintasi waktu, mengarungi lautan rindu. Mengepakkan sayap kecilku menuju mu. Mengeratkan rasa yang terpisah oleh jarak tak berjejak. Di tepian asa ku ukir khayal tentang damainya dekapan embun pagi di dadamu.

Tapi apa daya, sayap-sayap ku dipatahkan. Kaki ku terpasung, tubuhku dicengkram egoisme badai. Gulungan awan kelabu yang siap pecah, guntur yang siap menggelegar dan petir yang siap menyambar,, aku terpenjara oleh kuasa tiran sebuah ikatan berkarat.

Salahkan aku,, tak bisa memenuhi janji. Aku bukan phoenix merah yang siap ditelan api. Aku camar kecil yang hanya bisa menari di pinggir pantai menjilati ombak setiap pagi. Hanya bila suatu masa kekuatanmu merubahku menjadi phoenix maka kala itulah aku akan mampu terbang meski harus membelah samudra bara. Dan itu hanya butuh sebuah ketulusan dan segenggam kesungguhan. ΘӛЯЇ mu, dan ϑӛЯЇ ku,,, ϑӛЯЇ kita.

Sayap-sayap patah, terkulai di pokok cemara laut memandangi senja menghilang di cakrawala. Sendu,,,kelu,,,







Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sabtu, 03 Mei 2014

KALA DINGIN MENGANGKANGI MALAM

Manakala gelap bertahta, senyap menyeruak dikuasai serdadu malam. Jiwa-jiwa yang lelah terkapar dalam lelap. Bergumul dengan mimpi. Meracik impian dan khayalan tentang esok. Wajah wajah tenang dengan impian yang sederhana dan kepasrahan akan kehendakNya bersanding ironis dengan wajah radikal dengan impian yang melampaui batas khayal tanpa wujud nyata dan tak sudah memaki nasib buruk.


Sementara aku terjaga menanti kantuk yang entah baru sampai dimana. Membuka jendela sejenak membebaskan dada yang sesak karena aksara. Sejenak terhenyak pada nyata bahwa ada terang di luar sana. Aku tertohok rembulan. Manakala dingin mengangkangi malam. Di masa embun mulai turun menjilati angsana yang terlentang.

Dimana batas nirwana ketika angan mengembara terbang tanpa sayap. Menembus udara yang telanjang. Gejolak asa tentang pelangi di kota asap menggeliat menggoda hasrat. Jika saja tak ada etika ingin ku teriak menggoda. Dengan lidah kelu bibir beku tangan terbelenggu dan kaki yang terpasung, apalagi yang bisa ku buat saat rindu nyaris membunuhku selain mencumbui bayangmu bertilam kenangan ϑӛЯЇ gerimis di kota itu.





Powered by Telkomsel BlackBerry®

Kamis, 01 Mei 2014

PELANGI DI SIANG HARI

Pelangi di siang hari, terlukis indah ϑӛЯЇ kisah masa lalu yang belum kelar. Terlebih ketika pagi begitu mendung. Lengkungan warna itu begitu menghibur dan mempesona.

Masa lalu adalah cikal bakal masa depan. Mana pernah kita sangka kisah yang hanya sekelumit itu bisa membawa kita dalam kebersamaan. Aku bahkan nyaris melupakannya karena menurutku kau tidak cukup berwarna dan tak pernah berniat menggoreskan kuas mu di atas kanvas yang mulai usang.

Aku hampir tak menyadari rinai hujan dibalik mendungnya pagi di kota ku. Ketika perlahan mentari menyeruak dan menggambar lengkungan berwarna di langitku yang sedikit mulai menyungging senyum seperti jaka tarub yang mengintip bidadari turun mandi.

Aku hampir tak perduli ternyata kau punya warna mu sendiri untuk melukiskan kisah manis di hati ku dengan sedikit corak warna ϑӛЯЇ kisah masa lalu yang belum kelar. Kau goreskan lengkung indah pelangi untuk kita titi, menjembatani jarak dan waktu diantara kita. Semoga ketika petang datang kita sudah bersama menitinya berdampingan dan merelakannya menghilang di peluk malam. Menyudahi misinya menyatukan kita.





Powered by Telkomsel BlackBerry®