Rabu, 20 November 2019

PADA MUSIM YANG BERBEDA

Ya, aku melarikan diri dari harapan tentang turunnya hujan seperti waktu itu. Musim berubah. Tak ada gunanya terus merengek pada awan yang hanya datang sebentar lalu pergi lagi bersama angin.

Ya, aku memalingkan wajah dari kelamnya mendung yang serupa rindu semu dan harapan palsu belaka. Agar usai sudah bertumbuh pohon kecewa. Menekuk muka atau berlinang air mata.

Meski terik matahari dan kerontangnya  bumi semakin menjadi, akan kuusahakan menerima dengan lapang dada. Ada syukur bahagia jika sesekali hujan datang, tanpa berani berharap lebih banyak lagi. Nanti, jika musim penghujan telah tiba, akan kusyukuri bahwa aku telah pernah menerima sinar matahari sangat banyak....