Sabtu, 19 November 2011

SINGLE ADVENTURE




Setelah selesai acara bersih pantai aku memulai petualangan bersepeda. Sendirian. Siapa takut. Lagian cuma di seputaran Sumur Tujuh sampai Sinar Laut. Dari Sumur Tujuh memang ada jalan setapak berpasir. Sesekali aku harus turun dari sepeda karena tidak bisa mengayuh di bubur pasir. Lalu gowes lagi di sepanjang tepi luar lapangan golf PT. Kobatin.

Jalan pinggir tepian pagar PT. Kobatin terputus di pintu gerbang Club House. Sepeda di dorong di sepanjang pinggir pantai. Matahari sudah cukup terik. Ombak laut masih riak-riak kecil yang genit berkejaran mencolek ban sepeda. Perahu nelayan penangkap ikan terapung terombang ambing ombak dan mengayun malas. Dibelakang kantor reklamasi ada sepotong tali tambang besar yang diikat menjadi ayunan. Sejenak berayun di tali sambil melihat-lihat hasil photo dan cengar-cengir sebentar di depan kamera.

Lanjut lagi menuju jembatan besi yang menghubungkan pondok penjaga batas komplek PT. Kobatin dengan komplek perumahan PT. Kobatin. Sepeda masih didorong karena pasirnya tidak memungkinkan untuk mengayuh sepeda. Berbeda dengan motor, kalau pakai motor mungkin masih bisa. Sampai di jembatan besi baru bisa gowes lagi. Sepeda bisa lewat walau jembatan besinya sempit dan sudah berkarat. Sayangnya begitu sampai ujung jembatan ternyata gerbangnya dikunci, hehe.. kesian deh lo. Balik lagi deh ke pantai menuju Sinar Laut.

Pantai Sinar Laut juga sama seperti Pantai Sumur Tujuh yang merupakan tempat sandar perahu nelayan pencari ikan. Disini juga merupakan tempat transaksi pedagang ikan dan nelayan. Atau kalau ibu-ibu rumah tangga ingin mendapatkan ikan yang segar fresh from the sea dan harga yang lebih murah dari di pasar datang saja kesini pagi-pagi.

Sampai di Pantai Sinar Laut, ada tiga perahu layar yang cukup besar milik penangkap ikan bersandar dan terdiam lelah. Belok ke kanan masuk ke perkampungan penduduk roda sepeda menyusuri jalan aspal yang mulai panas. Sudah boleh ngebut disini. Keringat mengucur deras. Balik ke rumah menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Hmmm...morning bike yang seru. Single adventure yang asyik. Bakal lebih asyik kalau ada teman-teman biker yang lain.

BERSIH-BERSIH PANTAI






Pagi ini, Sabtu, 19-11-2011 SDN 2 Koba mengadakan acara bersih pantai di Pantai Sumur Tujuh. Sebanyak 90 orang murid kelas 6 dan kelas 5 serta 10 orang guru pendamping turun ke pantai mulai jam 07.30 sampai jam 10.00. memunguti sampah plastik yang banyak bertebaran di pinggir pantai Sumur Tujuh.

Pantai Sumur Tujuh adalah pantai wisata non komersial yang letaknya paling dekat dengan perkampungan. Dinamakan Pantai Sumur Tujuh karena memang disana ada tujuh buah sumur yang pada saat peperangan melawan Belanda digunakan sebagai tempat menyimpan senjata, tapi ada juga yang bilang itu tempat pembuatan garam. Karena kadar garam laut ini rendah maka hasil garamnya sedikit dan akhirnya sumur-sumur ini tidak lagi dipergunakan dan akhirnya dibiarkan begitu saja hingga kini. Pantai ini sering dijadikan tempat rekreasi di hari libur atau sekedar menghabiskan waktu di sore hari. Pantai yang landai dan ombak yang tenang sangat menyenangkan untuk tempat berenang atau hanya duduk-duduk di rindangnya pepohonan menunggu matahari tenggelam. Sayangnya karena kepedulian masyarakat akan kebersihan pantai sangat rendah disini banyak bertebaran sampah plastik.

Kegiatan bersih pantai ini dilaksanakan terdorong oleh rasa miris melihat sampah yang bertebaran di tempat yang sering dikunjungi setiap sore untuk bersantai di pantai ini. Selain bertujuan untuk membersihkan pantai juga untuk memupuk rasa cinta lingkungan pada anak-anak sejak dini. Masing-masing anak berbekal karung plastik memunguti sampah di pinggir pantai sepanjang 3 km. Sebagian membersihkan tempat yang biasa dipakai untuk duduk-duduk dan membakar sampah organik. Sementara sampah non organik dikumpulkan dan diserahkan pada Dinas Kebersihan setempat untuk mengangkutnya ke TPA. Anak-anak juga diberi informasi tentang bahaya sampah plastik. Yang mana sampah plastik baru bisa terurai secara sempurna setelah 500-1000 tahun. Kebayangkan, suatu saat bumi kita ini akan tertutup oleh sampah plastik. Selain tidak indah juga menghalangi air meresap ke dalam tanah akibatnya banjir atau malah sumur kita kering. Hiii...

Diharapkan kegiatan seperti ini akan berkesinambungan dan menggerakan sekolah-sekolah yang lain juga instansi-instansi serta seluruh elemen masyarakat untuk melakukan hal yang sama hingga kelak tercipta pantai dan lingkungan yang bersih di Koba tercinta.