Kamis, 24 Februari 2011

DILEMA

Dilema, aku ingin pulang karena sudah terlalu lama meninggalkan anak-anak dan suami. Tapi tak tega meninggalkan mama. Antara kewajiban sebagai seorang ibu dan istri, juga kewajiban sebagai seorang anak. Rasanya jahat sekali aku, disaat kondisi fisiknya semakin lemah aku justru berpikir untuk meninggalkannya dan mementingkan diri sendiri. Ku belai rambut yang separuhnya hampir memutih itu. Kepalanya tidak lagi bulat. Wajahnya tidak lagi oval. Sel-sel kanker itu merubah semuanya. Kening lebar gemilang dulu kini dikuasai kelenjar getah bening yang sudah bermetastase. Kepala mama ku sudah dijajahnya.

Mama mulai menyadari penyakitnya pada tahun 2007. Waktu itu beliau merasai ada sebuah benjolan kecil sebesar biji jagung dibawah lehernya diatas pundak. Tidak sakit. Tapi saat staminanya lemah benjolan itu terasa berdenyut. Tahun 2008 benjolan itu semakin besar hingga kami merasa perlu untuk memeriksanya ke dokter. Setelah di biopsi dokter menyatakan mama mengidap kanker kelenjar getah bening. Bertambah waktu benjolannya bertambah dimana-mana. Di ketiak, di lipatan paha. Tapi mama memang pejuang tangguh. Beliau mau mencoba apa saja untuk sembuh, kecuali di kemoteraphy dan operasi. Terapi akupuntur, dan herba dijalaninya dengan antusias. Segala macam obat2an herbal diminumnya. Terakhir beliau minum rebusan air sarang semut. Alhamdulillah, benjolan- benjolan itu semua akhirnya hilang sekitar awal tahun 2010.

Tapi dua bulan yang lalu tiba-tiba saja khabar mengejutkan itu sampai pada ku. Mama mencapai puncak terburuk kondisi kesehatannya yang memaksa ku untuk bergegas pulang kampung. Sudah lebih dari dua minggu aku meninggalkan anak-anak, suami dan segala aktifitas rutinku. Menemani mama dan berkumpul dengan lima saudara kandung ku. Mama terbaring lemah walau tetap sadar sepenuhnya. Meneruskan terapi herba sarang semut dan kali ini ditambah dengan rebusan air daun sirsak (annona muricata/graviola).

tentang daun sirsak ini kami mengetahui khasiatnya dari berbagai sumber. Mulanya sempat bingung menerapkan dosisnya. Dari keterangan di internet, sepuluh lembar daun sirsak dipilih yang sudah tua direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 gelas diatas api kecil. Tidak terlalu jelas berapa banyak diminum dalam sehari. Kami menerapkan pada mama 2 gelas sehari pagi dan sore. Efeknya mama merasa sangat kepanasan. Berdasarkan pengalaman seorang temannya yang juga penderita kanker kami menilai mama minum terlalu banyak dan kami sepakat mengurangi dosisnya menjadi 1 gelas sehari. Kami berharap banyak pada terapi ini, semoga Tuhan berkenan memberikan kesembuhan buat mama melalui kemo herba daun sirsak dan sarang semut.

Ya Allah, bila memang kesembuhan dari Mu belum tiba buat mama, lapangkan lah hatinya agar beliau ikhlas dan sabar menghadapi ini semua. Aku tak ingin menangis, Tuhan..jika cobaan ini justru membuat kami semakin dekat denganMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar