Rabu, 27 Desember 2017

BERPELUK HAMPA


Entah kenapa hari ini kopi jantan yang kuminum terasa hambar. Tak ada rasa asamnya yang khas di lidahku ketika kusesap Ia. Bahkan aroma wanginya tak tercium ketika asapnya mengepul dalam cangkir kopi ku saat aku menyeduhnya. 


Rasanya begitu kosong dan hambar. Tertawa pun terasa berat dan melelahkan. Dedaunan yang biasanya hijau berkilauan tertimpa sinar matahari rasanya begitu kusam. Daun kering yang bertebaran digugurkan pohonnya seolah merintih pilu tak berdaya dan tercampak.


Kurabai perutku yang berbunyi dan lambung yang sedikit perih. Aku lupa sudah makan apa hari ini. Aku nyaris tak mengingat apapun yang terjadi seharian tadi. Tahu-tahu hari sudah gelap dan aku merasa gamang.


Kupeluk hatiku yang berdenyut lemah dan basah oleh airmata. Sendirian terduduk di sudut gelap menyenandungkan lagu nina bobo. Aku menyuruhnya mengganti iramanya, tapi hatiku seolah tak mendengar. 


Kedekap erat tubuhku, kubenamkan wajah di lututku. Pelan kubelai rambutku yang mulai panjang dan masih hitam berkilau. Kubisikkan pada hatiku bahwa aku akan menjaganya dan membujuknya berhenti berharap orang lain sedia untuk menemaninya. Aku yang akan menemanimu, kataku.


Kuajak tubuhku berbaring. Kuletakkan perlahan kepalaku di bantal yang masih bisa kucium wangi tubuhnya. Kumiringkan tubuh mungilku ke kiri agar Ia bisa merasai lagi hangat tubuh dan detak jantung itu. Perlahan jemariku merabai tempat kosong disampingnya. Mengusap lembut, selembut gulir airmata yang tiba-tiba jatuh dari pelupuknya.


Kubiarkan airmata itu mengalir dan mengering sendiri. Kueratkan lagi pelukanku. Kembali kubelai rambutku dengan penuh rasa sayang. Kusentuhi bibirku dan memintanya tersenyum. Ayolah, senyum akan membuatmu merasa lebih ringan. Mari kita lepaskan belenggu kosong ini. Singkirkan kehampaan ini.


Kepalaku menggeleng lemah. Biarkan hampa ini membelengguku, bibirku berbisik. Lalu akupun membiarkan tubuhku menikmati kekosongan yang mulai terasa menyiksa. Kulepaskan dekapanku, kuhentikan belaian tangan di rambutku. Kubiarkan mereka tergeletak lemas di samping tubuhku. Kupejamkan mata, kuluruhkan tenaga. Lalu masuk ke dalam lingkaran gelap yang menghisapku semakin dalam dan dalam.


                       ________________


--
AMI MUSTAFA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar