Bencana lagi di Indonesia ku. Menangis lagi ibu Pertiwi ku. Musibah jebolnya tanggul tadah hujan Situ Gintung, Ciputat Tanggerang jumat 27 maret 2009 saat adzan subuh mengumandang , menurut para korban sudah seperti musibah tsunami aceh beberapa tahun lalu. Luka lama rakyat negeri ku menganga lagi. Banjir air, banjir lumpur dan banjir airmata. Memakan korban tewas 65 orang ditambah lagi yang baru ditemukan hari ini 10 orang, total 75 orang. Kebanyakan korban adalah masyarakat yang tinggal di seputar Situ Gintung. Kalau sudah begini salah siapa? Masyarakat yang tinggal di tempat yang memang sebenarnya dilarang untuk dihuni, atau pemerintah yang lalai memperbaiki tanggul yang memang sudah using, yang perbaikannya ditunda gara2 kurangnya dana? Tapi sebaiknya memang tak usah mencari siapa yang salah. Lebih baik mencari solusi terbaik dan menangani situasi bencana dengan segera. Kalau Tuhan sudah berkehendak manusia cuma bisa mengambil hikmah dari semua ini. Tegarlah bangsa ku.
Sabtu, 28 Maret 2009
Bukan aku ternyata
Kami enam bersaudara dari keluarga Mustafa. Ayah memberi kami nama2 yang sederhana dan singkat. Bukannya tidak terima atas pemberian nama itu, saat beranjak remaja kakak2 dan adik ku secara tersirat sepakat menambahkan nama ayah di belakang nama mereka. Aku sendiri baru ikut belakangan karena kebetulan Cuma aku yang diberi nama agak panjang. Kepanjangan malah hingga aku menyingkatnya menjadi Ami Mustafa. Terjangkit demam narsis, aku iseng masukan nama itu sebagai kata kunci di mesin pencari paman gugel. Uihh..ternyata banyak juga tempat aku nongol , salah satunya di facebook. Lantaran sudah kebanyakan site tempat mejengin nick ku pikir emang iya kali itu akun ku. Suatu saat aku berniat ngedandanin akun facebook ku. Begitu login, idiiih..kok ga isa yawh? Lalu ku tengok lagi profile ami Mustafa itu. Aiiih…ternyata itu bukan aku..jadi malu. Tapi akhirnya tetep aja aku rubah nama di akun lama ku jadi Ami Mustafa. Biar selaras dengan profil ku yang lain. Buat Ami Mustafa yang satunya, lam kenal aja ya :D
Senin, 23 Maret 2009
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG
Sabtu, 21 Maret 2009
CERITA BUAT NANA BROWNIES
Jumat, 20 Maret 2009
MATI GAYA
BLOGGER SANTUN
BLOGGER SANTUN
Kamis, 19 Maret 2009
TILANG?
NO TV
Rabu, 18 Maret 2009
TO BE ME ONLY
Minggu, 15 Maret 2009
LAYANAN PELANGGAN IM3 PAYAH
MULTI NICK
Jumat, 13 Maret 2009
MAKAN MAKAAAN
SEHAT DENGAN DETOKSIFIKASI
SEHAT DENGAN DETOKSIFIKASI
Rabu, 11 Maret 2009
TIMAH, DARI PASIR HINGGA BALOK
Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara penghasil timah terbesar di dunia. Memasok hampir 20% lebih kebutuhan timah dunia. Tidak banyak yang tahu bentuk timah sebelum sampai ke pemakai. Kebanyakan mereka tahu bentuknya yang berwarna keperakan untuk bahan solder alat elektronik, penahan pancing dan lain2. Di alam, bentuk awal timah adalah butiran pasir halus berwarna hitam kelam berkilauan. Biasanya letaknya di kedalaman tanah atau lautan. Tambang timah yang berada di darat dikenal dengan tambang darat atau di daerah Bangka Belitung dikenal dengan TI darat. Sedang yang di laut dikenal dengan TI apung karna untuk melakukan penambangan mereka mendirikan kamp yang mengapung diatas drum2 kosong ditengah lautan. TI adalah tambang inkonvensional yaitu tambang rakyat yang dikelola secara perorangan, dengan peralatan sederhana dan keamanan serta keselamatan kerja yang minim. Hampir setiap peralatan yang digunakan membutuhkan bahan bakar solar untuk menggerakkannya. Menyedot pasir, menyemprot air saat melimbang dan untuk oksigen penyelam. Itulah sebabnya harga solar di pulau Bangka sampai di tangan pengguna lebih mahal daripada ditempat lain. Dan proses pemasokan solar ini juga menciptakan lahan kerja tersendiri bagi masyarakat pulau Bangka. Mengingat jumlah SPBU yang sedikit dan jarak TI yang jauh dari kota.
Jika perusahaan konvensional menggunakan kapal keruk, yaitu kapal yang memiliki alat berbentuk mangkok untuk mengeruk timah dari dalam tanah, maka para pekerja TI menggunakan mesin penyedot seperti kompresor untuk mengambil pasir timah. Tak jarang mereka harus menyelam di kedalaman belasan meter hanya dengan bantuan peralatan selam seadanya. Kacamata selam dan kompresor untuk sediaan oksigen. Hal inilah yang kerap kali menimbulkan kecelakaan kerja. Kadang mereka tertimpa tanah yang longsor akibat kerukan mereka sendiri. Bekas kerukan atau galian ini menimbulkan lubang2 mengang yang dikenal dengan lubang camui. Jika lubang camui ini tidak direklamasi (biasanya tidak karena reklamasi berarti ongkos kerja lagi) akan menyisakan kolam2 besar yang dikenal dengan istilah kolong. Itulah sebanya jika kita melihat foto satelit pulau Bangka di google, kita akan melihat barisan kolam berwarna biru kehijauan dimana mana. Setelah pasir timah terkumpul, mereka mulai memisahkan pasir timah dari pasir biasa dengan cara melimbang. Biasanya mereka meletakan pasir timah di sebuak kotak berbidang miring yang dinamakan sakan, lalu menyiramnya dengan air. Pasir biasa akan hanyut terbawa air sedang butir timahnya akan tinggal. Hal ini disebabkan oleh berat jenis timah yang lebih tinggi dari pasir biasa. Untuk menentukan kwalitas timah yang baik, mereka memasukannya kedalam kaleng susu dan ditimbang untuk mendapatkan berat minimal 1,1 kg. kurang dari berat itu maka bisa dipastikan kualitas timah yang mereka miliki kurang baik atau masuk kategori timah haw haw. Tentu saja harganya juga kurang bahkan kadang tidak laku dijual. Setelah didapatkan timah berkualitas baik, pasir2 timah ini dimasak di atas api besar seperti proses penggorengan kopi, diaduk hingga warnanya jauh lebih berkilau lagi. Harga timah yang sudah dimasak jauh lebih mahal. Biasanya penambang timah langsung menjualnya kepada perusahaan pengolah atau pengusaha yang memiliki smelter untuk melakukan pencairan. Di smelter, timah ini dicairkan lalu dicetak berbentuk balok berwarna keperakan dan siap dipasarkan di pasar global.
Sabtu, 07 Maret 2009
OBAMA JADI MODEL IKLAN?
Kamis, 05 Maret 2009
KANTOR SAMSAT LAMPUNG KEBAKARAN
Rabu, 04 Maret 2009
DEMAM BLACKBERRY
Demam blackberry melanda. Pamorny kentara banget d dongkrak paksa. Coba aja cermati d sinetron2, artis2ny mulai beralih pakai blackberry. Secara fisik blackberry memang mudah d kenali. Di palembang, berdasarkan survey k pengguna berry dari beragam profesi, alasan mereka pakai berry adalah untuk mempermudah akses internet dan buka email. Padahal tak usah blackberry, hp tipe lain jg bisa kan. Jadi ingat tahun 2003 saat kemunculan nokia 6600, promonya hampir mirip. Setelah jajaran artis2 nampang d tv dengan handphone itu yang bisa jadi sengaja d pinjamkan, gak lama mulai deh demam trend nya melanda d mana2. Biar kata harganya lumayan mahal brhubung demi ikut trend dan gengsi, maksa punya deh. Gak bisa beli baru, beli seken pun jadi. Akhirnya pakai blackberry bukan karna kebutuhan tapi lebih karna gengsi dan ikut2an trend. Kasian ya bangsa kita mudah sekali termakan iklan. Atau pengiklannya yg pinter ngakali? Pinter melihat peluang, kali.