Sabtu, 08 Juni 2019

BEDA AKSI BEDA REAKSI

Pagi itu aku membersihkan halaman dengan membongkar sebagian tanaman yang sudah berantakan. Tanaman yang rusak berhamburan sengaja kutebar agar layu dan kering lalu bisa kubakar nantinya. 

Saat itu lewatlah seorang pemulung seraya memperhatikanku.  Sambil berlalu dia berkata,

"ngapain dibongkar-bongkar" katanya dengan nada sinis dan kesal.
 
Aku menoleh sekilas dengan wajah datar dan langsung kembali pada kesibukanku tanpa menyahut. Tapi aku sempat bergumam pada diri sendiri,

"Terserah aku lah, ini halamanku, tanamanku"

Apakah karena dia pemulung aku tidak menanggapinya?

Apakah karena aku tidak mengenalnya hingga aku tersenyum pun tidak?

Apakah karena dia memanggul karung berisi sampah plastik hingga aku begitu datar dan menggumam kesal?

Bukan sama sekali.

Kalau saja tadi yang berkata seperti itu adalah tetanggaku, atau orang yang kukenal, mungkin aku akan menanggapi dengan ramah minimal tersenyum jika tak ingin menyahut. Obrolan bahkan bisa panjang dan menyenangkan kalau saja nada suara dan bahasanya enak, ramah dan santun. Aku bisa saja berhenti melanjutkan pekerjaan dan asyik menanggapi pertanyaan.

Meskipun tidak kukenal orangnya,  jika dia merubah nada suaranya meski dengan kalimat yang sama, reaksiku akan berbeda. Aku mungkin bisa menjelaskan kenapa kubongkar tanaman di halamanku. Tak perduli dia lusuh, kumal, pemulung, tukang sampah, tukang sayur atau sedikit miring otaknya. Malah seringkali aku memberikan sampah plastikku jika dia pemulung.

Lah ini, kenalpun tidak, nada suaranya sinis dan berkesan menyalahkan, emangnya siapa dia.

See,
Beda aksi beda reaksi.
Ternyata nada suara atau intonasi itu berperan penting dalam sebuah percakapan. Tidak harus lemah lembut juga asalkan nadanya tepat maka reaksi yang didapat akan berbeda. 

Misalnya, satu kata "apa" bisa berbeda maknanya jika disampaikan dengan nada yang berbeda. Itulah sebabnya jika sedang berselisih paham aku lebih suka berbicara langsung dari pada menggunakan teks. Dengan teks, kalau kita memakai nada yang berbeda akan beda artinya dengan yang dimaksudkan lawan bicara.

Balik ke cerita tadi, ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran yaitu jangan suka ngurusi orang yang belum tentu pengen kurus, eh maksudnya jangan suka ngopeni, cerudik atau apalah ya istilahnya, gak penting atau gak ada manfaatnya buat kita tapi sudah bikin orang kesal atau bahkan tersinggung. Pelajaran yang lain yaitu berbahasa lah yang baik. Sebagai mahluk sosial kita sangat bergantung pada bahasa yang baik, yang disampaikan dengan baik dan didasari niat baik.

Sudah itu saja, semoga bermanfaat.


                   ****************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar