MENUNGGU MATAHARI DI BATAS KOTA
Apa pun yang terjadi, aku tak ingin tenggelam. Aku tak ingin terus-terusan diselimuti awan hitam. Ku kayuh pedal MTB ku menyusuri jalanan gelap yang masih terlena.
Lagi, ku pilih sepi untuk ku gauli. Ku biarkan sepi melumat hati ku yang terluka. Bersama desau angin ditelinga ku cumbui bayangan malam yang beringsut pulang.
Di gerbang batas kota yang lantang, bersandar dibawah sebatang pohon yang kesepian. Dihadapan air yang menggenang hening, ku labuh rindu dendam dan benci. Menunggu matahari terbit sambil membisikan nama mu lirih.
Aku ingin kau disini. Mencengkram bahu ku erat. Menatap mata ku dengan tajam. Dan mengatakan bukan salah ku jika aku ditinggalkan.
Matahari pagi...datanglah...
Aku menunggu mu. Hangati aku. Singkirkan awan hitam yang menyelimuti ku. Sinari gelap sudut hati ku. Di kejauhan, di langit kosong yang mulai kemerahan, seekor elang terbang berputar rendah. Memekik panjang seolah memanggil ku pulang.
Andai itu kau
- Si Elang Hari ini ga ada jadwal mandi mi.. Hehe04 September jam 7:39 · ·
1 orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar