Jumat, 21 Oktober 2011

KREATIFITAS ASA


oleh Ami Mustafa pada 19 Oktober 2011 jam 10:09

Memberikan dukungan terhadap kreatifitas anak tidak hanya dukungan materi tapi juga sangat penting dukungan moril. Mungkin bagi ibu-ibu bekerja atau ibu-ibu yang memiliki pembantu di rumah tidak akan terlalu banyak menemui kesulitan. Tapi bagi ibu yang mengasuh sendiri anaknya memang butuh energi ekstra dan kesabaran.

Seperti yang saya alami sendiri. Anak saya Asa, umur 7 th. Saat masih balita Asa adalah bayi yang manis dan penurut. Tapi seiring perkembangan motorik dan sosialnya Asa semakin kreatif. Jangan mimpi ingin punya dinding rumah yang bersih tanpa coretan. Walau sudah diperingati dengan halus atau kadang sedikit keras dan tegas, tetap saja di sudut-sudut tertentu akan kita temui tulisan : ’vivi asa monik’ atau ‘asa diamon cantik’ atau ’05 suligro’ dengan hurup yang panjang pendek, ada gambar pisang, anting-anting, rumah, gambar anak-anak dan garis-garis atau lingkaran tak berbentuk. Belum lagi kalau dia belajar buat kalender disekolah, tembok-tembok rumah kecil kami akan ditempelinya kertas berisi kalender bulan ini ditambah catatan-catatan kegiatannya atau hari ulang tahun seseorang.

Kemarin trend membuat origami-nya mulai menghangat lagi. Kelompok bermainnya diundang ke rumah. Berisik sekali. Seharian aku biarkan mereka berkumpul membuat origami. Sorenya ketika ku tengok keluar, tralala.... pintu rumah sudah ditempelinya origami beraneka bentuk. Belum cukup disitu, dinding kamarnya juga ditempeli origami. Ola la la.... Asa... Tapi ya itu tadi, demi mendukung kreatifitas, demi azas asah asih asuh, ya tahan emosi... biarkan saja dulu pintu rumah kami seperti pintu orang gypsi dengan gantungan-gantungan kertas simbol ajimatnya..hehe..

Dari pada kesal suntuk dirumah iseng-iseng main ke tetangga. Ketika mau berkisah tentang ulah Asa aku sempatkan melirik ke tembok rumahnya. Huiikkzz!! Ternyata tidak kalah dahsyatnya. Coretannya jauh lebih parah. Malah sangat abstrak seperti lukisan Affandi. Alias full garis dan lingkaran. Kontan ketawa ngakak. Katanya kebiasaan coret dinding anaknya tiba lebih dini lagi dibanding Asa. Kebiasaan mencoret dindingnya sudah terlihat sebelum masuk dunia sekolah. Jadi ya harap maklum kalau bentuknya coretan abstrak sepenuh dinding rumah yang ada. Hihi.. ternyata Asa masih mendingan ya... sebelum masuk TK memang Asa lebih mudah diberitahu. Hanya karena kebiasaan mencoret dinding itu adalah ‘anak-anak banget’ makanya Asa yang manis juga tak bisa lepas dari itu. Tinggal mencari kalimat yang sesuai untuk membuatnya mengerti dan tidak lagi mengotori dinding rumah tanpa mengucapkan kata JANGAN. Itu juga termasuk mendukung kreatifitas anak, sesedikit mungkin mengucapkan kata JANGAN. Disinilah seorang ibu dituntut menjadi pintar dan cerdas mengolah bahasa. Ternyata menjadi seorang ibu rumah tangga juga bukan sebuah pekerjaan mudah ya.

· · · Bagikan · Hapus

  • Anda dan Happy Caterina menyukai ini.
    • Nana Brownies Jangan memangkas kreativitas Asa, maju terus oret2 rumahmu nak! XDDDD
      6 jam yang lalu ·
    • Ami Mustafa heheewww.....tante nana nanti yg bantuin mamah ngecat rumah.....horeeee.....
      25 menit yang lalu ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar